PKB Sebut Prabowo Sulit Peroleh Suara Di Jatim Jika Cawapres Bukan Cak Imin


Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) di Jakarta beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) di Jakarta beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)


INDToday.ID, News - Pejabat tinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai bahwa Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, akan menghadapi kesulitan untuk memperoleh suara optimal di Jawa Timur pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jika tidak berpasangan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda, mengklaim bahwa partainya memiliki basis yang kuat di Jawa Timur, sekaligus mengingatkan kekalahan Prabowo di Jawa Timur pada Pilpres 2014 dan 2019 yang lalu.

Hal tersebut menjadi tanggapan Huda terhadap isu mengenai Golkar dan PAN yang dikabarkan akan merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Hal ini menjadi beban bagi Pak Prabowo jika dia tidak mendapatkan insentif elektoral yang tinggi di Jawa Timur. Di sinilah peran Muhaimin Iskandar sebagai tokoh yang berasal dari Jawa Timur sangat penting," ujar Huda di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (12/7).

"Hal ini terlihat dari kekalahan Prabowo dalam dua kali pilpres melawan Pak Jokowi, di mana dia kalah sebanyak 9 juta suara di Jawa Timur. PKB memiliki basis kuat di Jawa Timur," tambahnya.

Oleh karena itu, Huda menilai bahwa Prabowo dan Cak Imin adalah pasangan yang saling melengkapi. Huda juga membandingkan kekuatan Cak Imin dengan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, di Jawa Timur.

Menurutnya, ketiga tokoh yang menjadi pesaing Cak Imin tersebut tidak memiliki basis yang kuat di Jawa Timur. Huda berargumen bahwa mereka tidak memiliki kediaman di Jawa Timur.

"Hanya Cak Imin yang memiliki kediaman di Jawa Timur," ujarnya.

Saat ini, PKB dan Gerindra tergabung dalam KKIR, sementara PAN dan Golkar berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP.

Namun, hingga saat ini, hanya PPP yang telah menentukan sikapnya dalam Pilpres 2024 dengan mengusung Ganjar Pranowo, calon presiden dari PDIP. Sementara itu, Golkar dan PAN baru-baru ini dikabarkan akan merapat ke KKIR.

Mengenai koalisi untuk Pilpres 2024, Wakil Sekretaris Dewan Syura PKB, Maman Imanul Haq, menyatakan bahwa setiap partai masih saling mengintip dan menunggu perkembangan situasi.

Ia menegaskan bahwa PKB saat ini masih konsisten bersama Gerindra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Tentu saja, pertama-tama PKB melihat bahwa jumlah calon presiden masih sangat bervariasi, semuanya masih mengintip dan menunggu. Kedua, PKB tetap konsisten dengan Gerindra," kata Maman di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis.

Hal tersebut diungkapkannya ketika ditanya mengenai peluang PKB untuk bergabung dalam koalisi PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo.

Maman mengatakan bahwa hasil survei saat ini belum menunjukkan adanya calon presiden yang berhasil mencapai tingkat elektabilitas mayoritas sederhana (50+1 persen).

Oleh karena itu, menurut Maman, koalisi dalam pemilihan umum masih belum pasti.

"Jadi, masih ada kemungkinan perubahan, dan belum ada pasangan yang pasti," ujarnya.

Selain itu, Maman menyatakan bahwa PKB selama ini selalu berkomunikasi dengan PDIP, dan komunikasi tersebut juga melibatkan Gerindra, yang saat ini menjadi mitra koalisi PKB dalam Pilpres 2024. Ia menekankan bahwa PKB hingga saat ini masih mendukung pasangan Prabowo dengan Muhaimin sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2024.

"Kami masih tetap dengan Gerindra dan berharap pasangan Prabowo-Muhaimin segera diumumkan. Itulah yang penting bagi kami," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, mengungkapkan adanya pertemuan antara partainya dengan PKB melalui fraksi di DPR.

Pacul tidak menampik bahwa pertemuan tersebut juga membahas mengenai Pilpres 2024.

Selanjutnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan rencana pertemuan antara Megawati dengan Cak Imin yang telah dijadwalkan sejak sebulan yang lalu.

Hasto menyebut bahwa PDIP selama ini intensif berkomunikasi dengan Golkar, PKB, dan Gerindra. Ia juga mengaku sudah bertemu dengan Cak Imin dan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.

"Kami juga akan mengatur pertemuan tertutup terlebih dahulu dengan Ibu Megawati," kata Hasto pada Sabtu (10/6) lalu.

Posting Komentar

Tambahkan Komentar Anda

Lebih baru Lebih lama