Nikuba, Alat Pengubah Air Menjadi BBM Asal Indonesia, Menuai Antusiasme di Italia

Nikuba temuan Aryanto Misel. Foto: Ony Syahroni/detikJabar
Nikuba temuan Aryanto Misel. Foto: Ony Syahroni/detikJabar


INDToday.ID, News - Sebuah alat pengubah air menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang bernama Nikuba, yang merupakan ciptaan seorang warga Cirebon, baru-baru ini menjadi sorotan di Italia. Di Milan, Nikuba hasil karya Aryanto Misel menarik perhatian sejumlah perusahaan otomotif asal Italia.

Bahkan perusahaan penyedia energi untuk Lamborghini dan Ferrari tertarik dengan Nikuba. Kedua perusahaan tersebut menjalin kerja sama dengan Aryanto Misel, meskipun rincian kerja sama tersebut tidak dijelaskan secara detail.

"Kami melakukan perjanjian kerja sama dengan perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini," kata Kolonel Inf Adhe Hansen, Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi.

Sebelum dikirim ke Italia, Nikuba telah diuji dan dipasang pada sepeda motor dinas TNI. Salah satunya dipasang di sepeda motor milik Serda Muhammad Sutami, seorang anggota TNI dari Koramil Lemahabang yang bertugas sebagai Babinsa di Desa Wilulang, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Serda Sutami menceritakan pengalaman menggunakan alat buatan Aryanto Misel. Selama sekitar empat hari menggunakan Nikuba pada kendaraan dinasnya, Serda Sutami mengklaim hanya membutuhkan kurang dari setengah liter air.

Namun demikian, klaim bahwa Nikuba dapat mengubah air menjadi BBM tersebut diragukan oleh beberapa ahli di Indonesia. Beberapa ahli berpendapat bahwa Nikuba tidak sepenuhnya dapat menggantikan BBM dengan air. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa temuan Nikuba oleh Aryanto Misel perlu diuji secara ilmiah. BRIN juga membuka pintu bagi Aryanto untuk menggunakan fasilitas riset yang mereka miliki.

"Karena Nikuba berbasis hidrogen, banyak aspek temuan yang perlu dilakukan bersama. Dalam ilmu pengetahuan, kita harus berhati-hati dan melihat pengembangannya secara bersama-sama hingga diterima oleh komunitas ilmiah," ungkap Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.

Namun, Aryanto Misel justru enggan menggunakan fasilitas yang ditawarkan oleh pemerintah melalui BRIN. Dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun TV nasional, yang kemudian diunggah ulang oleh akun media sosial undercover.id, penemu Nikuba tersebut mengaku bahwa temuannya sudah "dibantai habis" di Indonesia.

"Dalam industri otomotif di Milan sangat antusias, Pak," kata Aryanto.

"Saya tidak membutuhkan mereka, saya sudah dibantai habis, Pak. Saya tidak ingin," jawabnya ketika ditanya tentang peran pemerintah dan BRIN dalam membantu pengembangan Nikuba.

Aryanto juga mengungkapkan bahwa dia tidak keberatan jika penemuannya dijual kepada pihak asing. Dia juga menolak mendapatkan pendanaan dari pihak manapun.

"Saya tidak keberatan, Pak. Yang penting, jika saya mendapatkan uang dari sana, saya bisa melanjutkan riset, karena saya membutuhkan dana. Saya memang tidak ingin didanai oleh pihak manapun," ujarnya

Posting Komentar

Tambahkan Komentar Anda

Lebih baru Lebih lama