Waspadai Penipuan Pekerjaan Freelance melalui WhatsApp

Modus penipuan WhatsApp kerja freelance(Kompas.com/soffyaranti)
Modus penipuan WhatsApp kerja freelance(Kompas.com/soffyaranti)  


INDToday.ID, Teknologi - Kejahatan siber terus menjadi ancaman bagi pengguna internet, termasuk pengguna aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. Baru-baru ini, terjadi banyak kasus penipuan yang menggunakan modus penawaran pekerjaan freelance dan paruh waktu melalui WhatsApp.

Modus penipuan ini telah menelan banyak korban. Dilansir dari INDToday.ID pada Senin (26/6/2023), salah satu karyawan dengan inisial COD menjadi korban penipuan dalam modus kerja paruh waktu. Korban diarahkan untuk melakukan tugas seperti memberikan "like" dan "subscribe" pada video YouTube dengan imbalan yang menggiurkan.

Namun, ketika korban mulai menjalankan tugas tersebut, mereka akan diarahkan ke grup Telegram. Para korban kemudian diminta untuk mentransfer sejumlah uang seiring dengan menjalankan instruksi tugas yang diberikan. Pada awalnya, korban memperoleh keuntungan dari tugas pertama yang mereka lakukan. Namun, ketika mencapai tahap keempat, pelaku mulai meminta deposit dengan jumlah yang semakin tinggi, bahkan mencapai Rp 44 juta.

Alfons Tanujaya, seorang pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, menjelaskan bahwa modus penipuan ini mirip dengan skema ponzi yang menggunakan robot trading. Awalnya, korban akan menerima keuntungan sesuai yang dijanjikan. Namun, setelah terbuai oleh keuntungan tersebut, korban akan ditawari keuntungan yang lebih besar. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar itu, korban harus menginvestasikan modal yang lebih besar.

Oleh karena itu, perlu tetap berhati-hati saat menerima berbagai tawaran pekerjaan melalui WhatsApp. Pesan penipuan semacam ini juga cenderung acak dan tidak terarah. INDToday bahkan sempat menerima upaya penipuan dalam modus pekerjaan freelance tersebut.

Untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kejahatan siber dengan modus penipuan jenis ini, berikut adalah beberapa ciri-ciri pesan WhatsApp penipuan berkedok pekerjaan freelance berdasarkan pengalaman INDToday.

Mencatut nama perusahaan terkenal

 Pelaku penipuan sering menggunakan nama-nama perusahaan besar atau portal lowongan kerja terkenal. Tidak jarang pesan tersebut mengklaim bahwa korban telah mengirimkan lamaran kerja ke perusahaan tersebut. Hal ini kadang membuat korban yang benar-benar pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan tersebut menjadi percaya. Untuk menghindari hal ini, pengguna dapat melakukan verifikasi langsung ke perusahaan atau memeriksa kontak melalui aplikasi GetContact. Berikut contoh pesan yang dapat diterima:

"Assalamualaikum, Perkenalkan nama saya Putri. Saya menghubungi Anda untuk menawarkan pekerjaan freelance secara ONLINE. Saya mendapatkan nomor Anda dari database Jobstreet, mungkin Anda pernah mengirimkan lamaran di sana. Boleh saya jelaskan dulu pekerjaannya?"

Tawaran pekerjaan yang mudah dan hasil yang menggiurkan

Berdasarkan pengalaman INDToday.ID, pelaku penipuan akan menginformasikan bahwa deskripsi pekerjaan sangat mudah dilakukan dan memberikan bayaran yang menggiurkan. Tidak jarang pengguna ditawari imbalan yang terlihat sangat menguntungkan dengan proses yang sangat mudah. Berikut contoh penawaran yang bisa dikirimkan:

"Kami dari perusahaan pemasaran online yang bergerak di bidang periklanan"

"Kerja hanya 1-2 jam per hari, bisa dilakukan kapan dan di mana saja"

"Job desk hanya melakukan "follow" akun Instagram dari klien kami"

"Bekerja dari rumah (WFH)"

"Tidak ada kontrak"

"Setiap hari Anda akan mendapatkan tugas dengan bayaran mulai dari 20.000 hingga 500.000"

Meminta bergabung dengan aplikasi lain: Dalam pengalaman ini, korban akan ditanyai apakah mereka memiliki grup Telegram dan diminta untuk mengisi beberapa data. Berikut contoh pesan:

Nama:

Umur:

Wilayah:

Pekerjaan (sekarang/sebelumnya):

Username Telegram (jika ada):

Apakah Anda memiliki rekening bank untuk menerima gaji atau fee? (Ada/Tidak)

Meminta transfer sejumlah uang

Salah satu ciri yang sangat tidak masuk akal adalah permintaan transfer uang. Pada tahap awal, beberapa korban mungkin akan diminta untuk mentransfer sejumlah uang dalam jumlah kecil. Awalnya, korban mungkin masih menerima imbalan, tetapi ketika terbuai, mereka akan terus dipancing untuk mentransfer jumlah yang semakin besar. Penipu akan menggunakan rayuan untuk meyakinkan korban bahwa imbalan yang akan diterima juga akan semakin besar. Namun, dalam banyak kasus, saat korban mulai mentransfer jumlah yang cukup besar, mereka justru tidak menerima imbalan yang dijanjikan.

Uang yang ditransfer tidak dikembalikan

Meskipun korban mungkin menerima beberapa kali imbalan, hal ini hanya untuk mengecoh dan membuat korban terbuai. Pada tahap selanjutnya, korban akan diminta untuk mentransfer sejumlah uang yang lebih besar. Namun, kenyataannya, imbalan yang dijanjikan tidak akan diterima.

Itulah beberapa ciri-ciri penipuan dalam modus pekerjaan freelance. Alfons juga menekankan bahwa pengguna harus tidak terbuai oleh janji imbalan yang menggiurkan. Selain itu, juga harus waspada terhadap pekerjaan yang meminta transfer uang dalam jumlah yang tidak masuk akal.

Posting Komentar

Tambahkan Komentar Anda

Lebih baru Lebih lama